QUO VADIS ILMU KOMUNIKASI DI INDONESIA: PELUANG DAN TANTANGAN DI ERA DIGITAL

Sinopsis

Dalam peningkatan eskalasi perubahan yang makin dashyat akibat perkembangan teknologi komunikasi, ilmu komunikasi dituntut mampu mewarnainya dengan memberikan pijakan ontologi, epistemologi, dan aksiologi yang membuat perubahan ini tetap dalam track dasar filosofis ilmu, yakni harmoni berdasarkan Pancasila. Ilmu komunikasi juga dituntut menyelamatkan masyarakat dari dampak perubahan yang destruktif.

Untuk dapat memainkan dua peran tersebut, para pecinta ilmu komunikasi perlu sekali lagi merefleksi bidang  ilmu ini. Refleksi ini sangat krusial di tengah pertarungan bidang berbagai ilmu dalam interaksi multidisipliner ilmu. Identitas atau ontologi ilmu komunikasi harus dijaga oleh pecinta ilmu komunikasi agar selalu bisa mewarnai sebagai aktor, bukan larut di bawah bayang-bayang ilmu lainnya.

Buku ini merupakan kumpulan pemikiran para pecinta Ilmu Komunikasi yang tiada berhenti meneropong permasalahan sosial dari kaca mata Ilmu Komunikasi. Memang, komunikasi bukan panasea untuk semua masalah, tetapi, semua masalah sosial pasti bersinggungan dengan proses-proses komunikasi. Karena, komunikasi adalah glue of society yang mengorelasikan dan merekatkan dimensi-dimensi sosial untuk menuju harmoni. Ketika lem perekat kendor maka dimensi-dimensi sosial dapat berproses disharmoni.

Pendekatan budaya dalam komunikas pada akhirnya menjadi keniscayaan untuk memperkuat cengkeraman lem perekat ini. Komunikasi pun tidak berjalan dalam ruang hampa, namun beriringan dengan budaya masyarakatnya. Di sisi lain,  Perkembangan teknologi sekarang ini menstimuli mengubah pola komunikasi karena berubahnya pola budaya.

Inilah yang juga menjadi perhatian ilmuwan Komunikasi mengamati berjalannya proses komunikasi dalam perspektif budaya kelokalan. Buku ini pun menjadi wahana tawaran kelokalan sebagai warna-warni perspektif komunikasi. Lewat buku ini, mereka berupaya menggagas wajah Ilmu Komunikasi ke depan. Ilmu yang dinamis ini jika tidak dijaga dapat terdegradasi entitas inti keilmuannya. Upaya menjaganya, salah satunya, adalah tetap fokusnya dalam melakukan serta untuk mengembangkan objek komunikasi dalam pertarungan multidisiplinari ilmu.

Semoga refleksi dalam karya ini dapat menjadi pemantik gagasan-gagasan besar komunitas pecinta Ilmu Komunikasi di Indonesia. Buku ini hanya wujud keinginan kami menawarkan secuil kontribusi untuk sebuah ilmu yang telah menjadi bagian tak terpisahkan sebagai komunitas keilmuan di negeri ini